• Tentang School Contest X

    Komunitas Muda School Contest atau lebih dikenal dengan School Contest, adalah sebuah ajang kreativitas dan lomba sekolah tingkat SMP dan SMA TERBESAR se Eks-Karesidenan Kediri...

  • HONDA

    Honda merupakan produsen sepeda motor terbesar di dunia sejak 1959, dan juga produsen mesin pembakaran dalam terbesar dengan produksi lebih dari 14 juta unit tiap tahun.

  • Radar Kediri

    Radar Kediri adalah sebuah surat kabar harian yang terbit di Jawa Timur, Indonesia. Radar Kediri merupakan perkantoran journalist yang bergerak dibidang surat kabar yang terletak di Jl. Raya Gampeng 45 Gampengrejo Kediri, Radar Kediri Termasuk Surat kabar dalam grup Jawa Pos. Kantor pusatnya terletak di kota Kediri.

  • Jawa Pos

    Jawa Pos adalah surat kabar harian yang berpusat di Surabaya, Jawa Timur. Jawa Pos merupakan harian terbesar di Jawa Timur, dan merupakan salah satu harian dengan oplah terbesar di Indonesia. Sirkulasi Jawa Pos menyebar di seluruh Jawa Timur, Bali, dan sebagian Jawa Tengah dan DI Yogyakarta. (wikipedia)

  • Bank Indonesia

    Bank Indonesia selaku bank sentral berdasarkan Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 adalah lembaga negara yang independen. Dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, Bank Indonesia mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.

  • Jaka Gadis Batik

    Acara selanjutnya di lanjutkan oleh penampilan jaka gadis batik yang di lombakan semua peserta dari kalangan pelajar SMP dan SMA sederajat se-ekskarisidenan Kediri.

  • Dance Competition

    Dance Competition adalah lomba yang paling banyak menarik minat pengunjung, karena lombanya sangat seru ditambah dengan peserta yang sangat antusias mengikuti lomba.

  • SC - X Jadi Berkah

    Gelaran SC memang sangat di tunggu – tunggu oleh seluruh siswa eks-Karisidenan kediri, selain event tahunan yang memberikan wadah untuk berkreasi, SC x juga menjadi berkah untuk yang lainnya.tak terkecuali para pedagang kaki lima yang mendapatkan berkah dari SC X ini. Betapa tidak, omzet yang didapatkan selama SC x ini meningkat hampir 100 %.

  • Juri pemilihan Jaka dan Gadis Batik Radar

    Salah satu juri pada pemilihan Jaka dan Gadis Batik Radar Kediri tahun 2017 ini sangat istimewa, kenapa ? , karena juri yang satu ini didatangkan khusus.

Senin, 16 Januari 2017

School Contest X


           (23/02/2017)SCHOOL CONTEST - School Contest merupakan ajang perlombaan dan kreasi antar sekolah se eks-karesidenan kediri, yang memperlombakan beberapa perlombaan yang menawarkan kesukariaan dan kebahagiaan tentunya, dan tidak lupa juga hadiah - hadiah menariknya. Event ini diadakan oleh radar kediri yang selalu memikat para pelajar sekolahan untuk mengikuti pesta perlombaan dan yang pastinya sangat amat di tunggu di kalangan pelajar. Radar Kediri tak henti - hentinya menyuguhkan wadah persahabatan bagi sekolahan - sekolahan, ivent ini didukung oleh beberapa sponsor, seperti HONDA One HEART dan masih banyak lagi.

          Acara seperti ini berlangsung rutin setiap tahun yang dilaksanakan di gedung Convention Hall Simpang Lima Gumul, dan setiap tahunnya para peserta semakin banyak dan sampai gedung penuh orang. Meskipun banyak orang, tidak membuat para peserta semakin malas, malah semakin semangat untuk datang di acara tersebut, acara tersebut diakhiri dengan Final Party dan pengumuman pemenang - pemenangnya, dan banyak lagi kemeriahan - kemeriahannya.

          Kehadiran lomba - lomba baru serta games edukatif dan interaktif menjadi salah satu daya tarik School Contest. Pada tahun ke-7, School Choir Festival mengundang banyak penonton untuk menyaksikan tim paduan suara terbaik dari sekolah se Eks-Karesidenan Kediri bersaing memperebutkan juara dalam agenda ini. Selain itu, Jaka dan Gadis Batik pada tahun ke-9 memberikan kesempatan bagi calon peserta yang cinta akan budaya batik untuk dapat berpartisipasi dan menjadi seorang duta batik.

          Bahkan tak kurang dari 900 peserta telah mengikuti School Contest yang ke IX di tahun lalu. Peserta berasal dari tingkat SD, SMP dan SMA se Eks-Karesidenan Kediri. Dan terdiri dari Kru Mading, Band Competition, Journalist Blog Competition, Menggambar dan Mewarnai, Menggambar Sketsa, School Choir Festival serta peserta Jaka dan Gadis Batik 2015.

          Satu dekade School Contest yang akan digelar pada 23 - 25 Februari 2017 akan dibuat lebih meriah. Banyak lomba yang akan dirombak dengan kemasan yang baru dan menarik. Salah satunya dengan dihadirkannya lomba Rally Photography. School Contest ke X kali ini menawarkan kesan yang berbeda dalam pelaksanaannya, ada penambahan event lomba yang membuat acara ini semakin menarik dan meriah. Penambahan lomba ini dikarenakan pembelajaran dari tahun kemarin yang pesertanya sangat teramat banyak, maka dari itu, School Contest tahun ini menambah event lomba yang diharapkan dapat membuat peserta semakin terpikat oleh acara ini.

Beberapa lomba yang akan digelar pada satu dekade School Contest X :
  1. Perang Mading X
  2. Band Competition
  3. Dance Competition
  4. School Choir Fest
  5. Jaka & Gadis Batik
  6. English Debate Competition
  7. Student Movie Fest
  8. Masak Asik
  9. Line Robotics
  10. APPS Business Plan
  11. Journalist Blog
  12. Rally Photography
  13. Doodle Sketch Competition
  14. Lomba Mewarnai
          Itulah beberapa kategori lomba yang dapat anda ikuti dalam event besar - besaran ini. Event ini khusus kalian, ya memang untuk kalian yang mau mengikuti event tersebut. Event ini jarang - jarang ada di Kota Kediri, hanya event inilah satu - satunya event yang dapat memikat hati muda - mudi di Eks - Karesidenan Kediri, kalau begitu gabunglah bersama kami. Silahkan hadir di acara School Contest yang diadakan pada tgl 23 - 25 Februari 2017 di Convention Hall Simpang Lima Gumul.
Share:

HONDA


PROFIL HONDA

Jenis : Perusahaan publik (TYO: 7267) & (NYSE: HMC).
Industri/jasa :
  •     Otomotif
  •     Aeronautika
Didirikan : 24 September 1948
Pendiri :
  •     Soichiro Honda
  •     Takeo Fujisawa
Kantor pusat : Minato, Tokyo, Jepang
Daerah layanan : Seluruh dunia
Tokoh penting :
  •     Satoshi Aoki (Chairman)
  •     Takanobu Ito (CEO)
Produk :
  •     Mobil
  •     Motor
  •     Skuter
  •     ATVs
  •     Generator elektrik
  •     Robot
  •     Marine Equipment
  •     Jet
  •     Mesin jet
  •     Lawn and Garden Equipment

Pendapatan : ¥7,948 triliun (2012)[1]
Laba usaha : ¥231,36 miliar (2012)[1]
Laba bersih : ¥211,48 miliar (2012)[1]
Jumlah aset  : ¥11,780 triliun (2012)[1]
Jumlah ekuitas : ¥4,402 triliun (2012)[1]
Karyawan : 179.060 (2012)[2]
Slogan : "The Power of Dreams"
Anak perusahaan :
  •     Acura
  •     Honda Aircraft Company
Situs web : Honda Worldwide

SEJARAH HONDA  

          Honda didirikan pada 24 September 1948 oleh Soichiro Honda. Honda merupakan produsen sepeda motor terbesar di dunia sejak 1959, dan juga produsen mesin pembakaran dalam terbesar dengan produksi lebih dari 14 juta unit tiap tahun. Honda berhasil menggusur Nissan sebagai produsen mobil kedua terbesar di Jepang tahun 2001. Honda juga menggusur Chrysler, untuk menjadi pabrikan mobil terbesar keempat di pasar AS. Sekarang ini, Honda juga pabrikan mobil terbesar keenam di dunia. Pada 2004, perusahaan ini mulai memproduksi motor diesel, yang sangat tenang dan tidak membutuhkan penyaring untuk dapat melewati standar polusi.

             Honda merupakan pabrikan Jepang pertama yang meluncurkan merek mobil mewahnya, menggunakan merk Acura untuk mobil mewahnya di Amerika Utara. Mobil Honda terkenal dengan daya tahan dan jarang rusak. Honda di Indonesia paling terkenal dengan sepeda motornya.

             Honda bermarkas di Tokyo. Saham mereka diperdagangkan di Bursa Saham Tokyo, Bursa Saham New York, dan juga perdagangan di Osaka, Nagoya, Sapporo, Kyoto, Fukuoka, London, Paris dan Swiss. American Honda Motor Co., bermarkas di Torrance, California.

SEJARAH HONDA One HEART.

          PT Astra Honda Motor (AHM) merupakan pelopor industri sepeda motor di Indonesia. Didirikan pada 11 Juni 1971 dengan nama awal PT Federal Motor, yang sahamnya secara mayoritas dimiliki oleh PT Astra International. Saat itu, PT Federal Motor hanya merakit, sedangkan komponennya diimpor dari Jepang dalam bentuk CKD (Completely Knock Down).

          Tipe sepeda motor yang pertama kali di produksi Honda adalah tipe bisnis, S 90 Z bermesin 4 tak dengan kapasitas 90cc. Jumlah produksi pada tahun pertama selama satu tahun hanya 1500 unit, namun melonjak menjadi sekitar 30 ribu pada tahun dan terus berkembang hingga saat ini. Sepeda motor terus berkembang dan menjadi salah satu moda transportasi andalan di Indonesia.

          Kebijakan pemerintah dalam hal lokalisasi komponen otomotif mendorong PT Federal Motor memproduksi berbagai komponen sepeda motor Hondatahun 2001 di dalam negeri melalui beberapa anak perusahaan, diantaranya PT Honda Federal (1974) yang memproduksi komponen-komponen dasar sepeda motor Honda seperti rangka, roda, knalpot dan sebagainya, PT Showa Manufacturing Indonesia (1979) yang khusus memproduksi peredam kejut, PT Honda Astra Engine Manufacturing (1984) yang memproduksi mesin sepeda motor serta PT Federal Izumi Mfg.(1990) yang khusus memproduksi piston.

          Seiring dengan perkembangan kondisi ekonomi serta tumbuhnya pasar sepeda motor terjadi perubahan komposisi kepemilikan saham di pabrikan sepeda motor Honda ini. Pada tahun 2000 PT Federal Motor dan beberapa anak perusahaan di merger menjadi satu dengan nama PT Astra Honda Motor, yang komposisi kepemilikan sahamnya menjadi 50% milik PT Astra International Tbk dan 50% milik Honda Motor Co. Japan.

          Pelopor motor bebek di Indonesia, Honda C70 , versi Honda Super Cub, dengan tenaga yang lebih dan ekonomis yang sama murah dan kehandalan. Ia memiliki overhead cam berpendingin udara 72 cc mesin (4.4 cu in) tunggal, gearbox 3-speed semi-otomatis, dan tenaga kuda cukup untuk menarik sepeda ini ke kecepatan tertinggi 50 mph (80 km / jam). Model pertama telah 6 listrik v, tahun 1982, listrik v 12 dan pengapian CDI diperkenalkan untuk lebih meningkatkan kinerja mesin.
Share:

Radar Kediri


PROFIL REDAKSI

Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab : Endro Purwito (plt).
Redaktur Pelaksana : Rully Prasetyo, M. Arif Hanafi.
Koordinator Liputan : Puspitorini Dian Hartanti.
Redaktur : Heri Muda Setiawan, Moch. Syifa (nonaktif).
Reporter : Anwar Bahar Basalamah, Rekian.
Jawa Pos Radar Nganjuk : Sri Utami (manajer), Adi Nugroho.
Pracetak/IT : M. Arif Hanafi (manajer), M Syahrul Mubarok, M. Husnul Yaqin, Nakula Agi Sada, Aidina Rismawanto.
Penerbit : PT Kediri Intermedia Pers. Corporate Lawyer Jawa Pos.
Group : Dr Harris Arthur Hedar SH MH.
Direktur : Sholihuddin. General Manager : Tauhid Wijaya.
Iklan : Chafid Suyuti (manajer), Rully Prasetyo (wakil manajer), Moh. Najib, Mashadi, Basid Al Haris, Syahrul Andry, Ken Kharisma.
Pemasaran : Achmad Qodiron (manajer), Arif Firmansyah, Shodiq Asnawi, Ibnu Awwalin. Offprint/Event: Antuji H. Masroh (manajer).
Keuangan : Reliya Nugraini (manajer), Z.S. Dwi Hartutik, Dillia Yuli Harti, Yusi Ratna Pudyanti, Masrurotus Solikah, Syamsul Arifin. SDM-Litbang: Mahfud (manajer).
Administrasi : Efi Susanti, Tutik Setyowati, Choirina Agustina.

TENTANG RADAR KEDIRI

          Radar Kediri adalah sebuah surat kabar harian yang terbit di Jawa Timur, Indonesia. Radar Kediri merupakan perkantoran journalist yang bergerak dibidang surat kabar yang terletak di Jl. Raya Gampeng 45 Gampengrejo Kediri, Radar Kediri Termasuk Surat kabar dalam grup Jawa Pos. Kantor pusatnya terletak di kota Kediri.

          Radar Kediri tidak henti - hentinya menyajikan berita tentang kejadian - kejadian di kawasan daerah Kediri, Radar Kediri merupakan media Jawa Pos terbaik di Jawa Timur, terbukti dengan banyaknya penghargaan - penghargaan yang di papang di etalase, Ia dapa banyak penghargaan karena mereka sangat mengutamakan keakuratan, ketepatan, kecepatan serta didukung penyajian berita yang sangat professional, para journalist yang pantang menyerah demi mengharapkan sebuah berita yang mempunyai mutu tinggi.

          Radar Kediri merupakan surat kabar harian yang banyak beredar dikalangan masyarakat kediri, di perkantoran - perkantoran, di sekolah - sekolahan, dan diwarung - warung, Radar Kediri memang salah satu Group surat kabar yang terbaik dikota Kediri.

SEJARAH SINGKAT RADAR KEDIRI

          Radar Kediri merupakan Koran lokal bagian dari Jawa Pos Group. Didirikan pada tanggal 12 Juli 1999. Wartawan Radar Kediri berjumlah 19 orang. Wartawan-wartawan tersebut terbagi atas beberapa bagian yaitu, wartawan kriminal, wartawan olahraga, wartawan ekonomi dan kuliner. Wartawan masuk kantor mulai pukul 18.00 WIB untuk mengolah semua berita yang didapat di lapangan.

          Proses pengolahan berita yaitu: proses editing yang dilakukan oleh semua wartawan, proses penyeleksian yang dilakukan oleh redaktur, proses layout (mendesain tampilan Koran) yang dilakukan oleh layouter, proses pengiriman hasil layout yang dikirim ke percetakan menggunakan email, yang terakhir adalah proses percetakan yang dilakukan di percetakan Nganjuk. Koran yang sudah jadi kemudian dikirim sesuai pesanan ke agen-agen Koran. Radar Kediri didistribusikan ke Se-karisidenan Kediri yang meliputi Kediri Kabupaten, Kediri Kota, Nganjuk, Blitar, Trenggalek, Tulungagung.

          Dalam proses redaksi biasanya diadakan rapat direksi yang membahas tentang berita apa saja yang akan diangkat untuk edisi besok. Jadi redaksi bertugas merencanakan berita yang akan dimuat sehingga Koran yang akan diproduksi menarik bagi pembaca.
Share:

Jawa Pos


          Jawa Pos adalah surat kabar harian yang berpusat di Surabaya, Jawa Timur. Jawa Pos merupakan harian terbesar di Jawa Timur, dan merupakan salah satu harian dengan oplah terbesar di Indonesia. Sirkulasi Jawa Pos menyebar di seluruh Jawa Timur, Bali, dan sebagian Jawa Tengah dan DI Yogyakarta. (wikipedia)

SEDIKIT CERITA SEJARAH JAWA POS DAN DAHLAN ISKAN

           JAWA POS sebenarnya sebuah koran tua. Koran ini didirikan 1 Juli 1949 oleh pasangan suami isteri The Chung Shen alias Soeseno Tedjo dan Mega Endah. Om The dan Tante The, begitu bapak dan ibu ini dipanggil, pernah menjadi "raja koran" Indonesia karena memiliki tiga koran yang diterbitkan dalam tiga bahasa: Java Post, koran beraksara Cina Hwa Chiao Sien Wen dan koran berbahasa Belanda de Vrije Pers. Koran berbahasa Cina yang antikomunis itu akhirnya ditutup ketika Partai Komunis Indonesia makin kuat berpengaruh, sedangkan yang berbahasa Belanda diubah jadi koran berbahasa Inggris, Indonesian Daily News. Koran ini ditutup karena kesulitan mencari redaktur dan Dahlan kini mencoba menghidupkannya kembali.

          Di zaman Orde Baru, koran Java Post, yang kemudian jadi Djawa Post, dan terakhir bernama Jawa Pos, terus mengalami kemunduran. Pada 1982, sirkulasi koran pagi itu cuma sekitar sepuluh persen dari tiras koran harian sore Surabaya Post. Anak-anak keluarga The, yang disekolahkan di Inggris, ternyata enggan balik ke Indonesia untuk melanjutkan usaha koran ini. Sementara Om dan Tante The merasa makin dirongrong usia sehingga memutuskan menjual Jawa Pos agar ada yang meneruskan.

          Kebetulan mereka bertemu direktur utama PT Grafiti Pers Eric Samola yang sedang berambisi melakukan ekspansi. Samola mulanya ingin menerbitkan sebuah majalah tandingan Tempo, seperti yang pernah dicoba Bur Rasuanto. "Daripada orang lain yang bikin, kan lebih baik kita," kata Samola. Ketika itu, dengan oplah sekitar 25 ribu per minggu, majalah Tempo sudah mampu menggaji karyawannya dengan baik, memberi bonus, membelikan mobil dan sepeda motor untuk redaksi, bahkan sudah punya uang nganggur beberapa ratus juta yang didepositokan di bank. Pucuk dicinta, ulam pun tiba, ketemu koran Jawa Pos langsung dibeli.

          Tak jelas berapa transaksi pembelian seluruh saham keluarga The di PT Jawa Pos itu, tapi yang pasti modal kerja yang dianggarkan bagi Dahlan Iskan untuk meneruskan koran itu cuma Rp 45 juta. Pengucuran dana tidak sekaligus, tapi setetes demi setetes sesuai kebutuhan. Dahlan tidak protes tapi justru berupaya irit. Hingga, ketika PT Jawa Pos mampu mandiri dalam keuangan, modal dari Tempo yang terpakai tak sampai Rp 30 juta.

          Kemandirian Jawa Pos itu tidak datang begitu saja. Dahlan dan seluruh staf lama Jawa Pos kerja keras dan kerja lebih keras. Begitu jadi pemimpin redaksi Jawa Pos, Dahlan menurunkan semua ilmu yang diperolehnya di Tempo kepada semua wartawan Jawa Pos. Sistem kerja wartawan Jawa Pos, yang tadinya hanya menantikan siaran pers atau undangan pertemuan pers, diubahnya jadi sistem mengejar dan menggali berita. Pola ini sangat membutuhkan perencanaan. Feature dan analisis berita yang sebelumnya tak tersentuh, digalakkan, posisinya disejajarkan dengan berita-berita hunting dan running news.

          Redaksi yang biasanya sore-sore sudah pulang, diwajibkannya bekerja atau minimal siaga sampai pukul dua dinihari. Kalau ada peristiwa istimewa, wartawan disuruh ke lapangan sampai pukul 24.00. Pada jajaran redaksi juga ditanamkan semangat dan perasaan bangga bahwa mereka bukan lagi bekerja di koran daerah, tapi koran nasional. Pengiriman wartawan ke luar negeri pun dikembangkan. "Patut dikenang, hasil pengiriman Nany Wijaya ke Filipina secara nyata menaikkan oplah sebesar 40 ribu eksemplar, sekaligus menandai bermulanya citra baru Jawa Pos," kata Dahlan, mengacu pada reportase Nany saat diktator Ferdinand Marcos terpaksa turun gara-gara demonstrasi rakyat Filipina.

          Para karyawan di bagian tata letak juga dikendalikannya dengan keras. Mereka harus bekerja tanpa kursi, harus kerja sambil berdiri terus mulai pukul dua siang sampai tiga dini hari. Setiap dini hari Dahlan datang dengan penggaris dan memukul-mukul meja supaya tata muka cepat selesai. Kalau terlambat, Dahlan tidak segan memukul paha karyawan.

          Peningkatan kinerja produksi tidak otomatis membuat pasaran membaik. Sistem kerja redaksi sudah ditingkatkan, rupa dan penampilan Jawa Pos juga sudah dipercantik, tapi para agen koran ternyata tidak mau jual. Dahlan gemas dan memeriksa pemasaran. Ia mendatangi para penjual dan agen-agen koran untuk mencari tahu ada apa dengan Jawa Pos. Rupanya, selama itu korannya tidak dikenal. Ketika dibeli Tempo, sirkulasi Jawa Pos cuma 6.800 eksemplar. Dari jumlah itu, pelanggannya hanya 2.400 orang, sisanya dibagikan pada berbagai instansi pemerintah. Tidak ada yang dijual di pasar eceran.

          Dahlan lalu membujuk agar kios-kios pedagang koran mau memajang Jawa Pos. Kalau tidak laku, boleh di-retour (kirim kembali). Mereka ternyata malas mengisi formulir retour. Dahlan lalu memutuskan perlu membangun jalur pemasaran sendiri. Ia menyuruh keluarga karyawan ikut memasarkan Jawa Pos, juga merekrut anak sekolah menjajakan Jawa Pos di jalan-jalan dengan imbalan dibayarkan biaya sekolahnya. Kiat ini berhasil. Jawa Pos mulai dilirik, mulai laku sehingga anak-anak sekolah yang menjajakan koran itu mulai terrangsang dengan sistem komisi sekian persen dari hasil penjualan.

          Pasar pelanggan tetap mulai terbentuk berkat upaya keluarga karyawan yang ikut menjual koran Jawa Pos. Istri Dahlan pun, Nafsiah, sangat getol mencari langganan. Menurut Hadiaman Santoso, ketua Persatuan Wartawan Indonesia cabang Jawa Timur, Nafsiah Dahlan pernah menggaet sampai 3.500 pelanggan. "Dengan itu saja, keluarga Dahlan sudah bisa hidup makmur," komentar Hadiaman, yang juga redaktur senior harian Surya, koran yang sempat ditakuti Dahlan karena harian ini diterbitkan di Surabaya oleh dua raksasa pers Jakarta: Kompas dan Pos Kota.

          Memegang agen untuk 3.500 pelanggan jelas merupakan lahan penghasilan besar. Ketika saya mengikuti Dahlan dalam kunjungannya pada agen koran Pontianak Post pukul tiga pagi, saya dengar Dahlan menasihati mereka agar berupaya mendapatkan pelanggan minimal 200, "Kalau punya 200, itu sudah bisa hidup untuk keluarga dan itu bisa diwariskan ke anak cucu." Ya, hitung saja, jika satu koran berharga Rp 1.500 dengan komisi 40 persen, agen mendapat Rp 600 per eksemplar per hari. Jika ia mendapatkan 200 pelanggan, berarti pendapatan setiap hari Rp 120 ribu, jelas itu suatu jumlah yang cukup untuk belanja sehari-hari. Lha, bayangkan kalau Nafsiah punya 3.500 pelanggan, berapa penghasilan hariannya?

          "Ah, itu bohong. Tak pernah sebanyak itu, cuma sekitar seribu pelanggan kok, tapi sudah kami bagikan-bagikan kepada orang lain. Sekarang saya pegang tinggal 500 pelanggan, tidak punya cukup waktu lagi," ujar Nafsiah. Jawabannya belum selesai. "Langganan 500 itu kami pertahankan sekadar untuk ngecek-ngecek apakah koran terlambat tiba di agen? Apakah pembayaran dari langgaran lancar atau tidak? Kalau ada yang jadi bos (maksudnya Dahlan Iskan), harus ada yang jadi kulinya di pasar," kelakar ibu dari Asrul Ananta Dahlan dan Isna Dahlan itu.

          Kendati sudah makmur dan punya mobil dinas Mercedes Benz berpelat nomor polisi L-1-JP, Dahlan Iskan sekeluarga ternyata masih tinggal di kompleks perumahan kelas menengah Tenggilis Mejoyo, Surabaya. "Itu bukan kompleks perumahan mewah," kata seorang sopir taksi yang saya tanyai.

          Dahlan masih biasa hidup prihatin. Ketika krisis moneter tahun 1997 mulai menghantam, ia menyuruh para karyawan hidup hemat. Agar semua karyawan menghayati krisis moneter, ada larangan untuk bertepuk tangan di Jawa Pos. Dahlan dan direksi memberi contoh dengan merumahkan semua mobil mewah. Dan, untuk ke kantor, Dahlan yang suka mengebut itu memakai sedan Bimantara bekas, atau menumpang kendaraan sirkulasi Jawa Pos. Kacamatanya yang patah pun tidak dibetulkannya. Putrinya, Isna yang dulu kuliah di Amerika Serikat, ditariknya kembali kuliah di Surabaya. Untunglah putranya, Asrul Ananta, sudah lulus kuliah ekonomi manajemen di Amerika. Ananta kini menjadi wartawan Jawa Pos yang mengisi rubrik anak-anak muda. (Sejak 2005 Asrul Ananda resmi menjadi pemimpin redaksi Jawa Pos--editor.)

          Jawa Pos juga memakai penggarapan pasar secara blok sejak lima tahun pertama (1982-1987). Blok pertama Surabaya, kedua Malang, kemudian Jember, dan seterusnya ke timur. Demikian pula ke barat sampai Jawa Tengah. Ditunjang sistem pemasaran macam ini, koran-koran pendatang baru, macam Surya, menjadi sulit bersaing dengan Jawa Pos. Pada 1993 muncul harian Surya dari konsorsium Kompas dan Pos Kota. Ini membuat Jawa Pos merasa dapat musuh berbahaya. Perang itu memang terlihat di jalanan. Menurut Hadiaman, poster-poster Surya sering ditutup poster Jawa Pos. Belakangan saya dengar harian Kompas berupaya menyusup ke langganan Jawa Pos dengan menawarkan, jika mau berlangganan Kompas, akan diberi lampiran koran Jawa Pos gratis. "Jika itu benar, pasti bukan kebijakan koran KOMPAS. Saya pikir itu permainan agen saja," komentar Dahlan.

          Sebagai langkah pamungkas, Jawa Pos membeli mesin cetak sendiri dengan sistem sewa beli. Dengan demikian, kualitas produk menjadi sempurna luar dalam, isi maupun kulitnya. Dalam akhir lima tahun pertama, Jawa Pos sudah jadi koran spektakuler. Oplah mencapai 126 ribu eksemplar dengan omset tahunan melejit sampai Rp 10,6 miliar atau 20 kali lipat dari omset tahun pertama pada 1982.

          Pada tahap lima tahun kedua (1987-1992), Jawa Pos terus memantapkan pasar. Kalau tadinya koran itu hanya dibeli kelas menengah bawah, Dahlan berupaya memperbaiki citranya untuk bersaing dengan Kompas di kalangan menengah atas. Untuk itu ia mengkampanyekan Jawa Pos sebagai 'koran nasional yang terbit dari Surabaya', dan menempatkan tenaga khusus di luar negeri. Pada 1992, oplah Jawa Pos mencapai 300 ribu eksemplar per hari dengan omset Rp 38,6 miliar.

          Bahkan sampai sekarang pun Dahlan Iskan masih melakukan macam-macam upaya. Ia populer bukan cuma di antara para pendukung klub sepakbola Persebaya. Ia juga dekat dengan para pengusaha keturunan Tionghoa di Surabaya.

          SEJAK lima tahun pertama, Jawa Pos sudah melebarkan sayap di luar Pulau Jawa. Samola dengan membawa bendera Jawa Pos pergi ke kampungnya, Manado, dan mencoba membuka koran Cahaya Siang. "Bikin koran, kok, namanya Cahaya Siang," celetuk pemimpin redaksi Tempo Goenawan Mohamad. Entah karena namanya atau sebab lain, usaha itu berantakan. Upaya Dahlan untuk ke Samarinda bekerjasama dengan korannya yang dulu, juga ditolak mentah-mentah. Dari pengalaman itu, Jawa Pos lebih berhati-hati melakukan ekspansi bisnis media dan melirik bisnis nonmedia. Masuknya Jawa Pos ke usaha nonmedia juga disebabkan lambatnya pertumbuhan bisnis media. Asetnya sulit jadi besar. "Sebab, pabriknya adalah manusia. Mesin-mesinnya yakni wartawan," kata Samola.

          Itu sebabnya Samola bersama Dahlan masuk ke sektor realestat, perhotelan, dan perbankan. Ternyata sektor nonmedia ini juga tak mengalami kemajuan pesat. Bahkan usaha perbankan yang dicoba dirintis Jawa Pos bersama Nahdlatul Ulama dan Bank Summa lewat bank perkreditan rakyat Nusumma, akhirnya ditinggalkan Jawa Pos. Mereka melirik lagi bisnis media di luar Pulau Jawa.

          Banyak orang mengira ekspansi Jawa Pos ke daerah cuma dengan modal mesin-mesin cetak bekas. Apakah benar begitu? "Kami bergabung dengan Jawa Pos tahun 1985 hanya karena haus akan informasi yang benar dan akurat. Itu hanya bisa diperoleh apabila bisa mendapatkan akses berita ke pusat," kata Alwi Hamu, yang mendirikan harian Fajar bersama Yusuf Kalla dan Sinansari Ecip di Makassar. Untuk kawin dengan Jawa Pos, Alwi dan kawan-kawan ikhlas melepaskan 41 persen saham mereka kepada Jawa Pos, 20 persen untuk karyawan dan tinggal 39 persen untuk pemilik lama. Dari perkawinan itu, Fajar mendapatkan laporan berita dari Jakarta dan seluruh Jawa. Selain itu, beberapa wartawan Fajar diberi kesempatan magang kerja di Jawa Pos Surabaya. Maka jadilah Fajar koran terbesar di Indonesia bagian timur dengan tiras sekitar 30 ribu eksemplar
.
          Alwi Hamu mengatakan Jawa Pos masuk PT Media Fajar tanpa membawa mesin percetakan bekas, sebab koran Makassar ini sudah punya percetakan. Justru Jawa Pos yang memodali Fajar membeli lahan sekitar satu hektar yang kini jadi kantor pusat Fajar, serta mesin cetak Goss Community. Belakangan setelah gagal dengan Cahaya Siang, Jawa Pos mengambil Manado Post, yang ketika itu terlilit utang sekitar Rp 1 miliar pada sebuah bank pemerintah. "Saya bilang mau ambil, asal bank mau kasih tambahan utang Rp 500 juta," tutur Alwi. Dengan demikian Jawa Pos mulai mengelola Manado Post dengan utang Rp 1,5 miliar.

          Imawan Mashuri yang memulai kariernya sebagai wartawan artis hingga menjabat koordinator liputan Jawa Pos ditempatkan Dahlan di Manado Post dan dengan tegas diterapkan sistem manajemen Jawa Pos. Tak urung sekali waktu ia berhadapan dengan anak buah yang menodongkan pistol. Tapi Imawan sukses menjadikan Manado Post sebagai koran terbesar di Sulawesi Utara sehingga utang-utang perusahaan itu bisa dilunasi. Kini ia menjadi "kuda andalan" Dahlan yang bertanggung jawab mengelola bisnis properti kelompok Jawa Pos (Graha Pena, hotel di Batam dan Nusa Tenggara Barat) dan persiapan delapan televisi lokal yang akan dibangun di delapan markas "kapal induk" Jawa Pos.
Share:

Tentang Saya

M. Taufiq Nur
MTs NEGERI PAGU Author
MTs NEGERI PAGU merupakan sebuah lembaga pendidikan dibawah naungan Kementerian Agama Kab. Kediri, yang beralamatkan di Ds. Menang, Kec. Pagu, Kab. Kediri.